Mahasiswa/i Berbicara

Tempat para mahasiswa/i ekonomi di seluruh Indonesia berbagi mengenai sudut pandang yang membangun

3/06/2009

Ketika Teori Ekonomi Modern Menemui Kebuntuan

Posted by Adrian Rizki Chandra |

Image and video hosting by TinyPic



Model di atas adalah model optimal dari suatu kegiatan pengambilan keputusan di dalam segala hal. Artikel dari wall street journal mengatakan bahwa bounded rationality theory menjadi penyebab dari crash yang terjadi baru-baru ini. Crash adalah suatu istilah dalam dunia pasar modal ketika pasar saham mengalami penurunan sebesar lebih dari 15% sedangkan wall street menyatakan penurunan harga-harga saham di Dow Jones sebesar 31% selama tujuh hari berturut-turut.



Pasar yang Efisien Sebagai Asumsi Dasar Pengambilan Keputusan Rasional


Harga di pasar saham merupakan sebuah refleksi atas ekspektasi pasar mengenai performa dari kinerja suatu perusahaan di masa depan. Investor diasumsikan melakukan valuasi yang bersifat independen atas saham dan memiliki akses ke informasi yang setara.



Dalam analisa valuatif, investor mencari nilai dari suatu asset berdasarkan seberapa besar asset tersebut dapat menghasilkan atau dalam kasus saham yaitu seberapa besar perusahaan tersebut dapat menghasilkan. Sejatinya, investor dapat mengambil keuntungan dari kepemilikkan suatu saham dengan cara capital gain maupun deviden. Sehingga dengan membeli suatu saham, investor membeli potensi pertumbuhan dari perusahaan tersebut.



Keputusan diambil oleh investor berdasarkan seberapa besar keuntungan yang didapat dengan biaya sekecil-kecilnya.
Keputusan rasional tersebut didapatkan setelah investor menganalisa seluruh informasi yang didapatnya tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain logika.



Bounded Rationality Sebagai Kritik


Ekonom menekankan adanya ketidaksempurnaan dalam pasar modal karena adanya prasangka serta bias dalam proses analisa dalam pengambilan keputusan. Bias muncul karena bertambahnya fungsi independen baru yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Manusia sebagai makhluk berakal memiliki kemampuan untuk merasakan. Perasaan emosianal cenderung mempengaruhi banyak hal salah satunya analisa.



Terlalu percaya diri bisa menjadi positif maupun negatif. Optimisme serta pesimisme muncul karena adanya perbedaan antara setiap pribadi dalam menyikapi resiko. Dalam valuasi, investor diminta untuk melakukan proyeksi dan asumsi yang terlalu percaya diri dapat menyesatkan hasil analisa. Dalam dimensi waktu, setiap investor memiliki karakter yang berbeda. Ada investor yang intuitif dan ada juga yang mengutamakan analisa. Perbedaan tersebut berdampak pada kapan investor tersebut mengambil suatu tindakan.



Pasar modal yang sempurna mengasumsikan setiap investor mengambil tindakan yang tidak interdependen dengan investor lain. Pada kenyataannya kemampuan kognitif menjadi alasan seorang investor belum berpengalaman mengambil sebuah keputusan sesuai rekomendasi pihak lain terlepas dari validitas rekomendasi tersebut.



Bias di atas berujung kembali kepada kemampuan kognitif investor itu sendiri. Teori psikologi menkonfirmasi adanya kecenderungan suatu individu untuk tetap melakukan suatu komitmen walaupun secara sadar individu tersebut tidak mampu untuk mencerna dan menganalisa semua fungsi yang ada. Ketidaksempurnaan suatu individu menjadi kritik yang tegas atas asumsi konvensional dalam ekonomi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan bertindak secara rasional.



Kembali ke Kesederhanaan


Herbert Simon, dalam bukunya Models of My Life mengatakan dalam ekonomi, segala subyek ekonomi perlu menggunakan kembali perilaku heuristik untuk mengambil keputusan daripada menggunakan teori optimalisasi. Kompleksitas situasi dan keterbatasan kognitif dalam memproses data dan memberikan nilai yang obyektif menjadi kontra dalam aplikasi teori optimisasi dalam ekonomi konvensional.



Manusia dikutuk sekaligus diberkati dengan memiliki emosi dan akal dalam setiap aspek pengambilan keputusan. Manusia menjadi mustahil untuk menguasai segala fungsi dalam ekonomi seorang diri namun manusia selalu diberikan kemampuan untuk mencari solusi atas kesalahan yang telah dibuatnya. Teori Heuristik yang paling sederhana dalam hidup adalah trial-and-error dan justru ini adalah teori yang paling “optimal” bagi kita investor-investor yang tidak optimal.



Inilah Saatnya


Sampai saat ini, investor telah mengalami kejatuhan dalam pasar modal bukan cuma sekali. Alasannya pun jika kita cari pasti akan kembali ke alasan yang sama, namun segala permasalahan pasti kembali ke pertanyaan yang sama yaitu bagaimana menyelesaikannya. Berikut ini dibantu dengan pemikiran filosofis Polya merupakan metode heuristik sederhana yang dapat dilakukan para investor agar tidak terjadi yang keempat kalinya.


1. Cari variabel baru yang muncul di depresi tersebut.


2. Cobalah lakukan back-testing atas tindakan korektif yang pernah dilakukan dulu dan pelajari.


3. Cobalah cari akar permasalahan yang terjadi.



Tiga poin di atas adalah solusi paling mendasar yang sudah dikuasai setiap manusia sejak mereka dilahirkan. Inilah teori paling sederhana yaitu heuristik atau rule of thumb.

0 comments: